Wajib Tahu! Ini Mitos Dalam Jurusan Fakultas Hukum

Mitos Jurusan Fakultas Hukum – Melalui jurusan ilmu hukum kamu bisa mempelajari tentang undang-undang yang membahas mengenai hukum perdata, hukum pidana, hukum tata negara, dan juga hukum dagang. Selain itu cakupan ilmu hukum yang dipelajari juga semakin luas dan kompleks ketika sampai di materi hukum internasional. Sehingga hukum ini akan mengikat hubungan antara dua negara atau lebih ketika menjalin kerjasama atau ketika ada suatu masalah berkaitan pelanggaran hukum.

Ilmu hukum secara umum mengatur bagaimana manusia bertindak dan juga bertingkah laku di tengah masyarakat. Sehingga hukum ini memberi batasan yang akan menjadi payung atau pelindung bagi siapa saja yang membutuhkan. Misalnya untuk mendapatkan respek dari orang sekitar tidak peduli status sosial dan pekerjaan yang dimilikinya.

Sarjana Hukum Bekerja Sebagai Pengacara Atau Notaris

Sarjana hukum itu kerjanya harus jadi pengacara atau notaris ya? Wah, kesalahpahaman ini harus diluruskan. Untuk menjadi pengacara atau notaris memang harus menempuh pendidikan S1 Hukum terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan pendidikan khusus untuk mendapat nomor registrasi yang legal.

Tapi bukan berarti semua sarjana hukum harus menjadi pengacara atau notaris ya. Bisa menjadi jurnalis seperti Najwa Shihab, politisi, bahkan selebriti seperti Alya Rohali. Belajar di jurusan hukum membuatmu terlatih menganalisa, problem solving, hingga public speaking yang baik.

Harus Terorganisir

Mitos Jurusan Fakultas Hukum selanjutnya harus terorganisir. Hukum yang teratur akan membawa rutinitas yang menyehatkan bagi masyarakat. Dan untuk kamu sebagai anak hukum, hidup yang terorganisir juga perlu dilakukan setiap hari. Berbagai tugas, bahan bacaan, mata kuliah hingga tes pasti akan menjadi makanan kamu sehari-hari. Semua urusan itu bisa kamu lakukan dengan lancar jika kamu terorganisir yang nantinya akan memperlancar perkuliahan kamu juga.

Baca Juga : Syarat Beasiswa Indonesia Maju S1 Dalam Negeri, Daftar Dirimu !

Fakultas hukum memang bukanlah fakultas yang mudah untuk dijalankan, tapi ketika kamu bisa menikmati kuliah di sana dan mendapatkan ilmu-ilmu penting yang bisa kamu gunakan di dunia kerja, kamu akan menjadi sosok yang sukses dan membawa pengaruh baik bagi orang-orang yang di sekitar kamu.

Anak Hukum Harus Hafal Undang-Undang

Undang-undang yang sebanyak itu harus dihapal? Agak mustahil ya, teman-teman. Saat masuk jurusan hukum, tidak semua undang-undang itu sudah pasti jelas lho. Kamu masih perlu menganalisis, membandingkan dengan undang-undang lainnya, dan menarik kesimpulan. Jadi jangan langsung ditelan bulat-bulat ya. Tapi, tidak ada salahnya kamu harus tahu dasar penting dari Undang-undang. Tidak mungkin dong di kondisi tertentu seperti “Saya boleh melakukan hal XYZ tidak?”, terus kamu tidak bisa jawab, harus cek buku Undang-undang dulu? Jangan dihapal, tapi dimengerti. Kalau mengerti, kamu tidak akan lupa.

Harus Jago Berdebat

Mungkin selama ini kita banyak melihat di film-film atau drama korea yang menampilkan cerita tentang anak hukum yang jago berdebat. Di dalam dunia nyata pun, seringkali memang diadakan praktik peradilan semu untuk mahasiswa hukum belajar tentang proses peradilan secara mendalam. Tak jarang ada perdebatan di dalamnya yang berguna untuk mengasah kemampuan komunikasi. Namun, jago berdebat bukan keahlian utama yang diperlukan jika kamu berminat untuk mendalami dunia hukum. Sebab, masih banyak skill lainnya yang diperlukan dan sama pentingnya, misalnya kemampuan berpikir kritis, kemampuan analisa yang tajam, pemecahan masalah, pengolahan data dan informasi, serta menemukan solusi atas masalah-masalah yang terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *